Alergi makanan yang dialami bayi memang merepotkan orang tua, bahkan tidak jarang mereka menjadi takut untuk memberi makan kepada anaknya. Juga, tidak jarang pula anak menjadi kekurangan gizi, karena orang tua terlalu takut untuk memberi makan pada anaknya. Perlu dicatat bahwa jarang sekali ada anak yang alergi terhadap 3 hingga 4 bahan makanan sekaligus.
Alergi makanan yang cukup sering dialami bayi adalah alergi seafood (makanan laut, misalnya udang), kacang-kacangan, telur, dan susu sapi. Alergi makanan ini paling sering terjadi pada usia 6 bulan, yaitu pada saat anak mulai mendapat macam-macam makanan tambahan.
Jika alerginya itu, terhadap bahan makanan dari telur dan susu sapi, biasanya jika usia anak tersebut sudah mencapai sekitar 3 tahun, ia sudah mengalami toleransi terhadap makanan tersebut, dan tidak terjadi alergi lagi. Tetapi, bila alerginya terhadap kacang-kacangan dan ikan laut, biasanya lebih lama lagi, bahkan bisa seumur hidup.
Bila seorang anak pada saat bayi mengalami alergi makanan, perlu diwaspadai akan adanya alergi lainnya saat agak besar nantinya. Urutan alergi ini, sesuai dengan proses perjalanan penyakit alergi yang disebut allergic march (perjalanan alamiah penyakit alergi).
Secara klinis, akan terlihat awalnya dari saat usia antara 0 – 6 bulan, ia alergi pada saluran pencernaan (misalnya alergi karena susu sapi atau telur). Kemudian antara usia 1 – 3 tahun akan menjadi alergi pada kulit (dermatitis atopi), dan selanjutnya alergi saluran napas berupa asma bronchial pada usia 3 – 7 tahun dan rhinitis alergi (radang pada hidung karena alergi) pada usia 7- 15 tahun. Sedangkan untuk penyakit asma, bila saat bayi ia tidak mengalami alergi makanan, tidak berarti ia terbebas dari kemungkinan asma saat ia besar. Sebab penyakit asma tetap bisa saja muncul tanpa pernah ada riwayat alergi makanan sebelumnya.