Diare pada anak

diare

Diare atau gastroenteritis (GE) adalah suatu infeksi usus yang menyebabkan keadaan feses bayi encer dan/atau berair, dengan frekuensi lebih dari 3 kali per hari, dan kadang disertai muntah. Muntah dapat berlangsung singkat, namun diare bisa berlanjut sampai sepuluh hari. Pada banyak kasus, pengobatan tidak diperlukan. Bayi usia sampai enam bulan dengan diare dapat terlihat sangat sakit, akibat terlalu banyak cairan yang dikeluarkannya.

JENIS DIARE
Penatalaksanaan diare bergantung pada jenis klinis penyakitnya, yang dengan mudah ditentukan saat anak pertama kali sakit. Pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan. Empat jenis klinis diare antara lain:
• Diare akut bercampur air (termasuk kolera) yang berlangsung selama beberapa jam/hari: bahaya utamanya adalah dehidrasi, juga penurunan berat badan jika tidak diberikan makan/minum
• Diare akut bercampur darah (disentri): bahaya utama adalah kerusakan usus halus (intestinum), sepsis (infeksi bakteri dalam darah) dan malnutrisi (kurang gizi), dan komplikasi lain termasuk dehidrasi.
• Diare persisten (berlangsung selama 14 hari atau lebih lama): bahaya utama adalah malnutrisi (kurang gizi) dan infeksi serius di luar usus halus, dehidrasi juga bisa terjadi.
• Diare dengan malnutrisi berat (marasmus atau kwashiorkor): bahaya utama adalah infeksi sistemik (menyeluruh) berat, dehidrasi, gagal jantung, serta defisiensi (kekurangan) vitamin dan mineral.

MENGAPA DIARE BERBAHAYA?
Diare menyebabkan kehilangan garam (natrium) dan air secara cepat, yang sangat penting untuk hidup. Jika air dan garam tidak digantikan cepat, tubuh akan mengalami dehidrasi. Kematian terjadi jika kehilangan sampai 10% cairan tubuh. Diare berat dapat menyebabkan kematian.

PENATALAKSANAAN
Anak dengan diare ringan dapat dirawat di rumah. Penatalaksanaan yang utama adalah menjaga agar asupan cairannya tercukupi, yaitu dengan memastikan anak tetap minum. Cairan ini dibutuhkan untuk menggantikan cairan yang hilang lewat muntah ataupun diare. Cairan sangat penting untuk diberikan, bahkan bila diare bertambah buruk.
Jangan berikan obat yang dapat mengurangi muntah atau diare. Obat-obatan itu tidak berguna dan berbahaya.
Berikan sedikit cairan namun sering. Berikan cairan semulut penuh setiap 15 menit sekali, hal ini baik diberikan untuk anak anda yang sering muntah.

HAL PENTING YANG HARUS DIINGAT
• Bayi dan anak kecil mudah mengalami dehidrasi, oleh karena itu mereka butuh cairan yang diberikan sedikit namun sering.
• Bayi berusia di bawah enam bulan dengan diare perlu diperiksa oleh dokter setelah 6-12 jam penanganan diare.
• Beri minum setiap kali bayi muntah. Tetap berikan ASI untuk bayi yang masih menyusui. Bagi bayi yang minum susu formula, susu tetap diberikan sampai lebih dari 12-24 jam.
• Berikan anak yang lebih besar satu cangkir (150-200 ml) cairan untuk setiap muntah banyak atau diare.
• Teruskan pemberian makanan jika anak anda masih mau makan. Jangan sampai anak tidak mendapat asupan makanan sama sekali dalam 24 jam.
• Bayi atau anak anda sangat infeksius, jadi cuci tangan sampai bersih dengan sabun dan air hangat, khususnya sebelum memberi makan dan sesudah mengganti popok atau celana.
• Pisahkan anak atau bayi yang terkena diare dari anak atau bayi lain sebisa mungkin, sampai diare berhenti.

TANDA-TANDA DEHIDRASI
Derajat dehidrasi dinilai dari tanda dan gejala yang menggambarkan kehilangan cairan tubuh. Pada tahap awal, yang ada hanya mulut kering dan rasa haus. Seiring meningkatnya dehidrasi, muncul tanda-tanda seperti: meningkatnya rasa haus, gelisah, elastisitas (turgor) kulit berkurang, membran mukosa kering, mata tampak cekung, ubun-ubun mencekung (pada bayi), dan tidak adanya air mata sekalipun menangis keras.

Dehidrasi minimal atau tanpa dehidrasi (kehilangan < 3% cairan tubuh)
• Status mental: baik, waspada
• Rasa haus: minum baik, mungkin menolak cairan
• Denyut nadi: normal
• Kualitas kecukupan isi nadi: normal
• Pernapasan: normal
• Mata: normal
• Air mata: ada
• Mulut dan lidah: lembap (basah)
• Elastisitas kulit: cepat kembali setelah dicubit
• Pengisian kapiler darah: normal
• Suhu lengan dan tungkai: hangat
• Produksi urin: normal sampai berkurang

Dehidrasi ringan sampai sedang (kehilangan 3 – 9% cairan tubuh)
• Status mental: normal, lesu, atau rewel
• Rasa haus: haus dan ingin minum terus
• Denyut nadi: normal sampai meningkat
• Kualitas kecukupan isi nadi: normal sampai berkurang
• Pernapasan: normal; cepat
• Mata: agak cekung
• Air mata: berkurang
• Mulut dan lidah: kering
• Elastisitas kulit: kembali sebelum 2 detik
• Pengisian kapiler darah: memanjang (lama)
• Suhu lengan dan tungkai: dingin
• Produksi urin: berkurang

Dehidrasi berat (kehilangan > 9% cairan tubuh)
• Status mental: lesu, sampai tidak sadar
• Rasa haus: minum sangat sedikit, sampai tidak bisa minum
• Denyut nadi: meningkat, sampai melemah pada keadaan berat
• Kualitas kecukupan isi nadi: lemah, sampai tidak teraba
• Pernapasan: dalam
• Mata: sangat cekung
• Air mata: tidak ada
• Mulut dan lidah: pecah-pecah
• Elastisitas kulit: kembali setelah 2 detik
• Pengisian kapiler darah: memanjang (lama), minimal
• Suhu lengan dan tungkai: dingin, biru
• Produksi urin: minimal (sangat sedikit)

PENANGANAN DI RUMAH
a. Pemberian makanan bayi
Jika ibu menyusui, ASI terus diberikan dan diberikan lebih sering. Bayi dengan susu formula boleh diberikan cairan rehidrasi oral selama 12 jam pertama, setelah itu dilanjutkan dengan pemberian susu formula lebih sedikit dari jumlah yang biasa diberikan, namun diberikan lebih sering.
b. Cairan Rehidrasi Oral (CRO)/Clear fluid
Anak dengan diare harus terus minum CRO atau clear fluid. CRO yang kita kenal bisanya oralit (dalam bentuk kantung sachet dengan atau tanpa rasa tambahan) atau CRO khusus anak (yang tersedia dalam kemasan botol plastik dengan aneka rasa). Cairan tersebut dapat dibeli di apotek atau toko obat, tapi bila tidak tersedia dapat diberikan CRO lain seperti yang disebutkan di bawah ini. Untuk bayi hingga usia sembilan bulan, pembuatan CRO harus menggunakan air mendidih yang telah didinginkan.

diare CRO

PERHATIAN: Minuman mengandung gula harus diencerkan, karena terlalu banyak gula pada bayi kecil dapat memperberat diare.
PEMBERIAN CRO BERDASARKAN BERAT DAN DERAJAT DEHIDRASI Dapat dilihat pada tabel berikut:

diare derajat dehidrasi

MAKANAN
Anak awalnya akan menolak bila diberi makan. Hal ini bukan masalah selama CRO tetap diberikan. Anak dapat diberikan makanan apa saja yang mereka suka, dan berikan setiap kali mereka ingin makan, dan jenis makanan tidak dibatasi. Anak tidak boleh berhenti makan lebih dari 24 jam.

Bawalah Ke Rumah Sakit Bila:
• Anak tidak mau minum dan tetap muntah dan diare.
• Anak dengan diare yang sangat banyak (8-10 kali atau 2-3 kali diare dalam jumlah yang banyak), atau diare berlangsung lebih dari sepuluh hari.
• Anak muntah terus-menerus dan tidak bisa menerima asupan cairan.
• Anak dengan gejala dehidrasi yaitu tidak/jarang kencing, pucat, berat badan turun, kaki dan tangan dingin, mata cekung, atau susah bangun.
• Anak dengan sakit perut hebat.
atau
• Orangtua khawatir dengan alasan apapun.

DIARE DAN MENYUSUI
Meningkatkan upaya menyusui dengan ASI pada bayi sampai usia 6 bulan dapat menyelamatkan kurang-lebih 1,5 juta bayi setiap tahunnya. Sampai dengan 55% kematian pada bayi akibat penyakit diare dan infeksi saluran napas akut terjadi akibat upaya menyusui yang tidak tepat. Upaya menyusui optimal bagi kesehatan anak dan pertumbuhannya adalah memberikan ASI dalam beberapa jam setelah melahirkan, ASI eksklusif selama enam bulan, memberikan makanan pendamping ASI (MPASI) pada waktunya dengan makanan yang tepat, serta meneruskan memberikan ASI sampai umur dua tahun atau lebih.
Selama enam bulan pertama, bayi harus diberikan ASI eksklusif. Hal ini berarti bahwa bayi yang sehat hanya menerima ASI, dan tidak ada cairan lain termasuk air putih, teh, jus, dan susu formula. Bayi yang diberikan ASI secara eksklusif lebih jarang mengalami diare atau mengalami kematian, dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI, atau mendapatkan ASI tidak eksklusif. Memberikan ASI juga melindungi bayi dari risiko alergi, dan infeksi lain seperti pneumonia.
Jika tidak memungkinkan memberikan ASI, susu sapi atau susu formula sebaiknya diberikan menggunakan cangkir. Hal ini mungkin sekalipun terhadap bayi kecil. Botol susu jangan digunakan karena sukar dibersihkan dan dengan mudah membawa organisme yang menyebabkan diare.
Risiko lain juga terjadi pada bayi yang mulai mendapatkan MPASI. Hal ini dikarenakan potensi kuman yang terdapat dalam makanan, dan kehilangan perlindungan dari ASI yang memiliki potensi anti infeksi. Untuk itu perlu mempersiapkan makanan bergizi, dan higienis dalam penyajiannya.

Susah makan saat sakit radang tenggorokan

radang tenggorokan

Ketika sakit radang tenggorokan, anak menjadi susah makan. Hal ini disebabkan karena anak akan merasa sakit saat menelan makanan.

Saat sakit, cadangan makanan di tubuh si anak akan dipakai untuk menetralisir dan mempertahankan keadaan gula darahnya agar selalu normal, sehingga jika anak susah makan, akan banyak sekali efeknya.

Jika cadangan makanan tersebut terpakai padahal kondisi badannya sedang buruk, tubuhnya akan dehidrasi, yang mengakibatkan timbulnya asam-asam laktat yang membuat anak menjadi gampang lelah serta nafasnya menjadi sesak.

Agar anak yang sakit ini mau makan, berilah dia makanan yang bervariasi dan harus banyak gizinya, sedangkan pantangan untuk anak yang sedang sakit radang tenggorokan adalah es (minuman dingin), makanan yang banyak mengandung MSG dan bumbu yang merangsang.

Sebagai pencegahan terkena penyakit radang tenggorokan, jauhkanlah anak dari orang yang sedang terkena sakit radang tenggorokan. Atau lebih aman lagi, gunakanlah masker. Selalulah untuk memberi anak dengan makanan yang bergizi tinggi dan memberi kesempatan anak untuk beristirahat yang cukup.

Anak yang mudah tertular adalah anak yang gizinya tidak mencukupi, sedangkan yang kondisi badannya bagus, tidak akan mudah tertular.

Jika anak terkena radang tenggorokan, sebaiknya diberkan waktu untuk istirahat yang cukup, dan jangan bersekolah dahulu karena malah bisa menularkan penyakitnya ke teman-teman sekolahnya.

Jangan lupa juga untuk membawanya ke dokter agar segera diberi obat untuk kesembuhannya.

Radang tenggorokan pada anak

radang tenggorokan2

Nama lain radang tenggorokan adalah faringitis, yaitu infeksi atau peradangan pada tenggorokan. Ini termasuk ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) bagian atas. Penyebab anak terkena radang tenggorokan di antaranya adalah kurangnya anak beristirahat, masa pancaroba atau pergantian musim/cuaca, serta di sekitarnya sudah ada yang terkena penyakit ini.
Penularan penyakit ini adalah melalui pernafasan. Jadi jika di rumah sudah ada yang terkena, maka orang di rumah tersebut akan mudah terkena juga terutama anak-anak yang daya tahan tubuhnya lebih lemah.
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengan gejala seperti jika terkena infeksi, yaitu panas, meskipun panasnya tidak terlalu tinggi, lalu berdahak, terkadang juga dibarengi dengan pegal linu pada otot, pusing, serta keluarnya air mata. Linunya sendiri menyebabkan anak menjadi pendiam, aktivitasnya berkurang, dan rewel.
Jika anak terkena radang tenggorokan hingga 6 sampai 7 kali dalam satu tahun, ini masih masuk dalam batas toleransi, tapi jika lebih dari itu, berarti ada sesuatu yang salah. Mungkin anak tersebut menderita alergi, sehingga pada saat cuaca tidak mendukung, terjadilah pembengkakan pada saluran nafas, hingga mudah terinfeksi suatu virus.
Sedangkan faktor alergi yang paling sering adalah rhinitis alergi atau faringitis alergika, adalah peradangan di saluran hidung yang diakibatkan oleh alergi.
Radang tenggorokan sendiri ada yang ringan dan ada yang berat. Untuk yang ringan, jika dilihat tenggorokannya warnanya kemerahan. Namun jika dibiarkan, akan berlanjut ke ISPA bawah yang disebabkan oleh bakteri, hal ini karena saluran pernafasan antara atas dan bawah saling berhubungan.
Dikarenakan strukturnya hampir sama, maka, jika terjadi infeksi di ISPA atas, biasanya juga akan mengenai ISPA bagian bawah atau pneumonia.
Pada radang tenggorokan yang disebabkan bakteri ini, biasanya akan didahului oleh panas badan yang tinggi, kemudian di dalam tenggorokan terdapat detritus atau semacam kotoran yang berwarna putih, atau bahkan terjadinya pembesaran kelenjar getah bening di sekitar leher. Kelenjar ini sebenarnya, fungsinya adalah membentengi agar bakteri tidak menyebar ke seluruh tubuh.
Biasanya pula, sel darah putih atau leukositnya akan meningkat, oleh sebab itu, pada radang tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri, diperlukan pemeriksaan darah.
Efek samping yang perlu diwaspadai adalah, jika radang tenggorokan ini tidak ditangani dengan baik, serta karena ada kuman tertentu, akan bisa menyebabkan kelainan jantung di kemudian hari, atau juga bisa menyebabkan gagal ginjal setelah sekitar 5 sampai 15 tahun kemudian. Biasanya hal ini disebabkan oleh kuman streptococus beta hemolitikus yang mengeluarkan toksin atau racun yang menempel pada jantung atau ginjal.
Oleh sebab itu, sakit ini tidak boleh lebih dari dua minggu (14 hari), karena jika lebih dari 14 hari dan batuknya berulang, berarti terjadi sesuatu yang tidak bagus.
Radang tenggorokan ini sebenarnya akan bisa sembuh dengan sendirinya tanpa diobati, syaratnya adalah istirahat yang cukup dan makan makanan yang bergizi, namun tidak semua penyakit yang disebabkan oleh virus bisa diperlakukan demikian.
Biasanya, untuk radang tenggorokan dokter akan memberikan obat simptomatik, jadi yang diobati adalah symptom-simptomnya, bukan virusnya.
Kalau batuk, akan diberikan obat batuk, bukan obat penekan batuk, dan bila panas, akan diberi obat penurun panas.
Pada balita, suhu badan (panas) yang tinggi, akan berbahaya karena bisa menyebabkan kejang atau stuip. Lebih dari itu, panas tinggi juga bisa mengakibatkan dehidrasi dikarenakan terjadinya penguapan cairan yang lebih banyak. Maka dari itu, panas yang tinggi harus diturunkan dengan obat penurun panas atau antipretik.
Untuk penyembuhannya, rata-rata sakit radang tenggorokan perlu waktu 3 sampai 5 hari.