Penanganan Pada Bayi Yang Baru Lahir

Penanganan pada bayi baru lahir

Apa saja yang dilakukan dokter pada bayi yang baru lahir?
Begitu dilahirkan, bayi harus segera ditangani oleh tim medis di dalam ruang khusus sebelum dipertemukan lagi dengan orang tuanya. Hal ini bisa berlangsung cepat tapi bisa juga memakan waktu yang lama karena penanganannya yang tak sama. Semua itu tergantung dari tingkat resiko. Jika ada masalah di dalam persalinan atau faktor resikonya besar, tentu makan waktu yang lama.

Besar kecilnya risiko, dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu keadaan ibu, proses persalinan, dan keadaan bayi. Misalnya, apakah ibu menderita infeksi, persalinan lewat operasi atau spontan, dan bayi langsung menangis atau tidak saat dilahirkan.
Penanganan tersebut bertujuan membantu bayi beradaptasi dari yang semula bergantung penuh pada ibunya, menjadi mandiri. Karena itulah, Dalam proses adaptasi ini, bayi harus diperiksa dan diawasi secara ketat sehingga bila ada masalah bisa segera dideteksi dan ditangani segera.

Penanganan apa saja yang dilakukan?
1. DILETAKKAN DI MEJA RESUSITASI
Selama di dalam kandungan, bayi berada dalam lingkungan yang suhunya berkisar 36-37 derajat Celcius. Karena itulah, langkah pertama adalah segera menempatkannya di meja khusus, yaitu meja resusitasi yang bersuhu sekitar 36 derajat Celcius.

2. PENGISAPAN LENDIR
Setelah diletakkan, lendir yang ada di rongga hidung dan mulut segera diisap dan tubuhnya dikeringkan. Dalam keadaan normal, yaitu ketuban jernih dan bayi menangis dengan baik, dilakukan pengisapan secukupnya karena sisa lendir (jika masih ada), akan diresorpsi sendiri oleh tubuh.
Masalahnya, kadang kala bayi lahir dengan keadaan tak normal, seperti ketuban berwarna keruh, kehijauan, atau bercampur kotorannya selama di kandungan. Dalam kasus ini diperlukan pengisapan lebih aktif. Jika tidak, antara lain, bisa terjadi radang paru-paru.

3. PENGHITUNGAN NILAI APGAR
Bersamaan dengan proses pengisapan, dilakukan juga tes APGAR. Penilaian dilakukan berdasar keadaan frekuensi denyut jantung, pernafasan, warna kulit, refleks, dan tonus otot. “Nilai Apgar diambil pada menit pertama dan menit kelima setelah tali pusat dipotong.” Pada menit pertama, nilai APGAR berfungsi untuk menentukan perlu tidaknya tindakan resusitasi yang lebih aktif, sedangkan pada menit kelima untuk menilai bagaimana prediksi masalah yang akan ada selanjutnya.
Bila interpretasi nilainya antara 7-10, masuk kategori normal, 4-6 dianggap medium atau sedang, dan di bawah 4, masuk kategori berat. Jika keadaannya baik, bayi dibersihkan wajahnya lalu ditunjukkan sebentar pada sang ibu dan kemudian dibawa lagi untuk perawatan selanjutnya.

4. DIMANDIKAN DAN DIBERSIHKAN
Bayi dibersihkan dengan air hangat dan kadang makan waktu cukup lama. Adakalanya lapisan lemak pada kulit bayi baru lahir cukup tebal, sehingga lebih sulit dibersihkan dan lama. Dulu ada pendapat lapisan lemak ini tak perlu seluruhnya dibersihkan karena dapat berfungsi sebagai penghangat dan pelindung kuman. Namun teori ini sekarang tak dipakai lagi.

5. DITIMBANG
Tahap selanjutnya, berat badan bayi ditimbang dan harus dilakukan kurang dari setengah jam setelah kelahiran. Ini untuk mencegah pengukuran yang tidak tepat karena telah terjadi penguapan cairan pada tubuh bayi.
Berbeda dengan pengukuran berat badan yang harus dilakukan segera, pengukuran tinggi badan dan lingkar kepala justru tak mutlak perlu dilakukan pada saat itu juga. Khususnya untuk pengukuran lingkar kepala. Sebab, bayi yang dilahirkan spontan, kepalanya “mengecil” saat melewati jalan lahir.
Sebaliknya, jika lahir dengan bantuan vakum, biasanya kepalanya mengalami penonjolan sementara di lokasi pemasangan vakum. Jadi, untuk mendapatkan ukuran lingkar kepala yang lebih tepat, kadang perlu ditunggu setelah 24 jam.

6. DIBERI SALEP MATA
Salep mata yang berisi antibiotik cukup penting diberikan untuk menghindari terinfeksi dari jalan lahir. Dulu yang digunakan zat perak nitrat. Tapi karena konsentrasinya makin hari makin tinggi dan menjadi berbahaya, saat ini tak dipakai lagi. Meski tujuan utamanya mencegah infeksi dari jalan lahir, pada persalinan lewat operasi, tetap diberi.

7. PEMERIKSAAN SALURAN PENCERNAAN
Dokter akan memeriksa ada tidaknya anus. Bisanya dengan cara memasukkan ujung termometer yang tumpul ke dalam anus. Ini penting agar bila ada gangguan/kelainan pada anusnya, dapat segera ditangani.

8. PENYUNTIKAN
Suntikan di pahanya, berisi vitamin K untuk mencegah kemungkinan terjadi perdarahan otak. Semakin prematur si bayi, semakin besar risiko terjadi perdarahan otak. Nah, dengan pemberian vitamin K ini, diharapkan risiko mengecil.

9. PEMOTONGAN TALI PUSAT
Selanjutnya, tali pusat dipotong lebih pendek lagi, sekitar 5 cm dari pangkalnya. Namun ada kalanya tali pusat dibiarkan lebih panjang. Terutama bila bayi memiliki risiko tinggi. Gunanya untuk memudahkan jika diperlukan pemasangan infus melalui tali pusat. Ujung tali pusat diikat tali atau dijepit dengan jepitan khusus agar darah tak mengalir keluar. Bila ikatan atau jepitan tak kuat, akan terjadi perdarahan dari tali pusat tersebut yang bisa berakibat fatal pada bayi. Bagi orang dewasa, mungkin kehilangan 30 cc darah, tak akan berarti apa-apa, tapi tidak demikian pada bayi yang badannya masih kecil.
Langkah berikut, tali pusat dibersihkan dengan alkohol atau cairan antiseptik. Tak perlu khawatir si kecil merasa sakit sewaktu tali pusatnya dijepit kuat. Ia tak akan merasakan apa pun karena dalam tali pusat tak ada persarafannya. Kecuali bila tali pusat tersebut ditarik-tarik, sehingga pangkalnya di dinding perut akan terasa sakit.

PENANGANAN LAIN
Normalnya, bayi akan segera menangis setelah lahir. Jika tidak, bisa mengakibatkan fungsi pernafasannya tidak berjalan dengan baik. Dalam keadaan seperti ini, perlu tindakan resusitasi segera untuk merangsangnya agar ia menangis. Pertama yang harus dilakukan adalah memberikan rangsangan dengan cara menepuk-nepuk telapak kakinya sambil terus diberikan stimulus, dilakukan juga pengisapan lendir di tenggorokannya.

Setelah 24 jam, bayi akan diperiksa dan dinilai lagi yang disebut penilaian maturitas. Dalam pemeriksaan ini, yang dinilai adalah keadaan fisik dan neurologis bayi. Sebab, walau berat badan lahir bayi sama, maturitasnya belum tentu sama antara bayi yang satu dengan lainnya. Lewat penilaian ini bisa diketahui ada atau tidaknya gangguan pada pertumbuhan janin selama dalam kandungan.